Selasa, 26 Maret 2013

Pendekatan Ilmu Sosial

A.    Ilmu Geografi
      1.    Sejarah Ilmu geografi
           Seperti halnya pada ilmu – ilmu sosial lainnya, pada mulanya disiplin geografi tidak tersusun sistematis seperti sekarang ini. Pada abad  ke 8 sampai abad ke 9 sebelum masehi, sebagian orang menganggap pengetahuan tentang bumi masih di sangat di pengaruhi oleh keterangan tentang asal – usul serta sifat kejadian – kejadian dalam alam semesta. Selain itu, pengetahuan mengenai suatu wilayah yang meliputi aspek – aspek alamiah dan insaniah, pada mulanya hanya dalam dalam bentuk cerita yang di sampaikan oleh seseorang kepada yang lainnya.
Wilayah ketiga dimana pencerahan menggunakan ilmu sosial, tergambar dalam karya Montesquieu De Esprit Deslois (1748). Monstesquieu menyatakan, jika kita yakin bahwa tindakan politik dan ekonomi mengikuti hukum alam, kita tidak bisa mengamati tindakan aktual manusia. Pada fakta yang telah tampak, tindakan manusia tidak seragam di asumsikan oleh teori. Maka, apakah teori harus di tolak atau melakukan keputusan rdikal di luar teori tersebut. Montesquie adalah seorang pengamat yang cerdas. Dia tidak menyukai fomalitas yang membebani rasionalisme dan naturalisme. Satu – satunya pilihan adalah dengan mengansumsikan bahwa penjelasan faktor rasionalisme dan naturalisme dapat menjelaskan keragaman dimensi sosial masyarakat.
Di luar itu semua, pencerahan telah memberi kontribusi pada pertumbuhan ilmu sosial. Pemikiran pencerahan secara briliant diadaptasi pada kebutuhan memperjelas belantara tradisi menuju yang membangun ilmu sosial. Bagaimanapun, formula rasionalistiknya terlalu dangkal untuk membangun prinsip – prinsip yang memadai bagi ilmu positife. Gagasan pencerahan terus membentuk tindakan – tindakan politik. Hingga di identifikasi sebagai revolusi filsafat. Penilitian empiris menjelaskan bahwa di antara faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku manusia antara lain adalah lingkungan geografi.
Sejak masa pencerahan, informasi geografis mulai terakumulasi secara cepat. Upaya tersebut di mulai dengan aktivitas – aktivitas komersial Henry, sang navigator. Eksplorasi geografis segera menjadi sebuah kebutuhan. Alexander von humboldt (1799 - 1801) telah mempelajari bermacam – macam faktor geografi dalam ekspidisi ilmiah di bagian wilayah pusat dan utara Amerika. Karl ritter (1779 - 1859) yang memperkenalkan Alexander von                                           humboldt menjadikan geografi sebagai karya sepanjang hidupnya, melebihi individu lain. Ia menjadi profesor pertama dalam bidang geografi di Universitas Berlin pada tahun 1820. Dia berpendapat bahwa lingkungan telah menyediakan beragam habitat untuk mengakomodasi beragam karakteristik manusia. Pengaruh Ritter terlihat dalam pemikiran Henry thomas buckle dalam bukunya History of Civilization in England  yang mengeksplorasi aturan fisik, moral dan intelektual dalam masyarakat.
Friedrich Ratzel (1844 - 1904) beralih pada geografi dari kajian zoology dan jurnalistik. Kajian Ratzel bertujuan untuk mengembangkan ilmu kearah yang empiris dan berlandaskan metodologi. Dalam Atropologinya, Ratzel berteori tentang kondisi budaya yang di tentukan oleh lingkungan dan memformulasi persoalan kebudayaan. Selanjutnya, Frederic le play (1806 - 1882), Edmond demolins (1852 - 1907), dan Paul vidal de la blanche (1845 - 1918) memprakarsai perkembangan geografi. Determinisme lingkungan menurut Ratzel kemudian di modifikasi dengan teknik baru seperti studi kasus dan perkembangan geografi sebagai ilmu sosial mulai tampak.
         2.    Pendekatan Ilmu Geografi
            Perkembangan terakhir dalam ilmu geografi sejak geografi fisik dan geografi manusia bergerak dari sifatnya yang deskriptif menuju analisis pada tahun 1950-an dan 1960-an, berkembanglah paham positivisme yang menekankan pengujian hipotesis untuk merumuskan hukum – hukum dan deviriasi teori yang menonjol. Pendekatan ini berkaitan erat dengan kuantifikasi dan keyakinan pada keteraturan statistic yang merupakan bukti adanya hubungan sebab akibat empiris, seperti yang disyaratkan oleh teorinya.
Pendekatan yang didasarkan pada pengukuran dalam disiplin ini membutuhkan banyak eksperimentasi dan inovasi dalam cara – cara pengumpulan data lapangan. Hal itu di bantu oleh penemuan teknolologi informasi sehingga pengumpulan, penyimpanan, penyajian dan analisis data sangat membantu para ahli geografi yang banyak memainkan peran sebagai pelopornya.
Di samping pendekatan di atas, dalam kajian geografi terdapat beberapa pendekatan yang sering di gunakan oleh binarto dan surastopo, mereka mengukapkan bahwa terdapat tiga pendekatan yaitu :
a.    Pendekatan Analisis Keruangan
     Dalam kajian ini, mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat – sifat penting. Dengan kata lain, dapat di kemukakan bahwa dalam analisis keruangan yang harus di perhatikan
 adalah penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan penyebaran ruang yang akan di gunakan berbagai kegunaan yang dicanangkan.
Selain itu, dalam analisis pendekatan keruangan tersebut dapat di kumpulkan data lokasi yang terdiri dari data titik dan data bidang. Adapun yang termasuk dalam data titik adalah data ketinggian tempat, data sampel bantuan, data sampel tanah dan yang lainnya. Sedangkan yang termasuk data bidang adalah data luas hutan, data luas daerah pertanian, data luas padang alang – alang dan sebagainya.
b.    Pendekatan Ekologi
    lingkungannya, seperti manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan, seperti litosfer, hidrosfer dan atmosfer. Dalam hal ini dikaji tentang masyarakat kelompok organism beserta lingkungan hidupnya sebagai satu kesatuan ekosistem. Studi ini menitik beratkan kepada kehidupan dan non kehidupan, yaitu tempat berlangsungnya kehidupan atau bagian biotic dan abiotik.
c.    Pendekatan Kompleks Wilayah
     Pendekatan ini merupakan kombinasi antara pendekatan keruangan dan analisis ekologi. Dalam kajian pendekatan wilayah ini terdapat dua aktivitas yang perlu di lakukan, yakni :  pewilayahan dan klasifikasi. Pada analisis kompleks wilayah, wilayah – wilayah tertentu dihampiri dengan pengertian areal differentiation, yaitu sustu anggapan bahwa interaksi wilayah akan berkembang, mengingat suatu wilayah padaa hakikatnya akan berbeda dengan wilayah lain, dimana terdapat penawaran dan permintaan antar wilayah tersebut. Pada analisis yang demikian harus di perhatikan tentang penyebaran fenomena terentu (analisis keruangan) dan interaksi antar variable manusia dan lingkungannya untuk kemudian di analisis kaitannya (analisis ekologi). Dalam hubungan dengan analisis kompleks, ramalan wilayah dan perancangan wilayah merupakan aspek – aspek dalam analisis tersebut. Sedangkan dalam pewilayahan dan klasifikasi, suatu sifat – sifat yang dimiliki oleh semua individu digunakan dalam proses penggolongan yang membedakan satu sama lain dalam beberapa kelas, kemudian meningkat dalam himpunan kelas.
       3.    Hubungan Ilmu Geografi dengan Ilmu Sosial
             Seorang sejarawan yang telah mengemukakan pendapatnya bahwa betapa eratnya hubungan atau keterkaitan antara perkembangan masyarakat dengan faktor – faktor geografi di wilayah yang bersangkutan. Pandangan ini sungguh tidak keliru karena kedua disiplin sosial tersebut tidak dapat melepaskan diri interaksi antara manusia dengan lingkungannya maupun keterkaitannya dengan aspek keruangan.
Starbo seorang ahli geografi dan sejarawan Yunani kuno, ia telah menguraikan secara panjang lebar betapa besar pengaruh lingkungan fisik manusia terhadap pengelompokkan kebudayaan dan model – model pemerintahan. Ia mengemukakan bahwa pengaruh lingkungan tersebut sangat menentukan corak budaya dan pemerintahan.
Studi geografi yang tekanan pengkajiannya kepada interelasi keruangan antara kelompok manusia dengan lingkungan alamnya, pada studi sosial dapat membantu mengungkapkan variasi wilayah di permukaan bumi dengan bentuk – bentuk  kehidupan.
Studi geografi mengkaji pemukiman penduduk, kawasan industri, daerah pertanian, daerah perikanan, kawasan pelabuhan, sebagai relasi keruangan aktivitas kelompok manusia dengan faktor alam lingkungan pada ruang tertentu. Studi sosial juga dapat mengkaji gejala tersebut, tetapi tekanannya kepada masalah sosial di tempat tersebut dengan memikirkan alternatif pemecahan masalahnya, dan kemungkinan mengembangkan kehidupan setempat ke tarap yang lebih tinggi. Lokasi dan penyebaran manusia dalam ruang dengan segala permasalahannya sebagai hasil pengkajian dan penelitian geografi dapat di jadikan masukan bagi studi social. Jadi antara studi geografi dengan studi social terdapat hubungan fungsional yang erat. Diantara kedua bidang tersebut dapat di lakukan pertukaran data dan informasi tentang gejala dan masalah yang sedang di teliti. Bahkan dapat pula terjadi kerjasama yang integratif diantara keduanya, dalam menelaah masalah kehidupan di wilayah tertentu.   
B.     Ilmu Ekonomi
1.    Sejarah Ilmu Ekonomi

Pada abad ke 17 dan 18 muncul sebuah disiplin akademis sebagai suatu aspek revolusi filosofis yang menciptakan dunia modern. Dalam hal ini manusia ekonomi tampil sebagai manusia yang ingin mencapai kepuasan yang tertinggi.
Gagasan ekonomi melepaskan dari penerapan etika teologi abad pertengahan, bahkan aktivitas ekonomi sendiri menghindari hubungan teoritis dengan ekonomi feodal organisasi – organisasi ekonomi yang di prakarsai aleh kaum merkantilis terbatasi oleh kebutuhan untuk memunculkan konsep negara bangsa. Akibatnya, kaum merkantilis gagal mempertahankan dimensi ilmiah ilmu ekonomi itu sendiri. Merkantilisme mempersoalkan hakikat dan sumber nilai ekonomi serta batasan ekonomi pada tahap rasional. Namun kesangsian tersebut serta merta juga mengantarkan ilmu ekonomi pada penerapan politik. Pencerahan ekonomi, di mulai oleh doktrin psiokrat dan bekembang menjadi ekonomi klasik. Gagasan ekonomi psiokrat melakukan pemisahan dari masa lalu dan menggunakan gagasan – gagasan sebagaimana gagasan dasar doktrin kontrak dalam pemikiran politik.
Teoi psiokrat beroperasi di atas asumsi bahwa perilaku ekonomi adalah pokok dalam hukum alam. Motivasi ekonomi hanya satu aspek utama sifat manusia yang universal. Setiap orang mengarahkan minat dan alasan tindakannya pada tujuan ini sehingga terdapat keteraturan dalam tindakan ekonomi. Perilaku ekonomi di arahkan untuk meningkatkan kesejahteraan. Di tangan Adam smith karya – karya Quesney, Turgot dan Physiocrat lain menjadi landasan pemikiran ekonomi klasik.
Observasi Adam Smith yang di publikasikan dalam karya The Wealth of  Nation pada tahun 1776, memposisikan ilmu ekonomi sebagai disiplin yang mandiri. Aliran klasik yang didirikannya, segera berkembang di bawah David Ricardo, Thomas Malthus, James Mill, dan Jhon Stuart Mill yang semuanya memprakarsai pembentukan teori – teori ilmu. ekonomi Panduan ideal ekonomi klasik adalah pada perkembangan sistem hukum yang secara abstrak di hasilkan dari proses logika deduksi. Objektivitas ini terbentuk pada abad ke 18.
Perkembangan ekonomi sebagai sains serta penyusunan metodologi empiris berlangsung sebagai akibat dari aliran ekonomi historis di Australia dan Jerman. Pengaruh tersebut juga di rasakan dari aliran sosialisme saintifik. Ketika ekonomi menerapkan metodologi, ia menjadi bercorak deduktif. Namun perkembangan selanjutnya ekonomi ekonomi kembali menjadi bernuansa historis dan komperatif. Bahkan selanjutnya sangat matematis dan statistik. Hal ini menunjukkan putaran menemukan bentuk ideal sebagaimana di gambarkan pendirinya. Bahkan sampai sekarang cabang matematis teoritis dalam ekonomi tidak pernah bersatu dengan aliran historis empiris.
2.    Pendekatan Ilmu Ekonomi
Pengaruh kuat pemikiran institusional di Amerika telah menghantar kita kepada ikhtiar mengkombinasikan teori ekonomi tradisional dengan teori institusional. Pendekatan ini di mulai oleh Wesley C. Mitchell, pendiri biro nasional penelitian ekonomi. Biro ini merupakan salah satu dari badan – badan swasta di Amerika Serikat yang mengumpulkan data yang bernilai ekonomi dan menerbitkan monograf yang melaporkan hasil – hasil penelitian itu. Peranan utama Mitchell Nampak nyata mengingat bahwa dalam rangka mendekatkan pendekatan institusional yang lebih empiris tumpuannya kepada pendekatan neoklasik yang lebih berorientasi pada teori, penting sekali menentukan, melalui penelitian yang seksama dan sering terinci, bentuk dan pola actual apa lembaga – lembaga ekonomi seperti perusahaan, rumah tangga, departemen pemerintah berfungsi. Hanya atas dasar pengetahuan empiris semacam itulah perkawinan antara pendekatan teoritis dan institusional dapat tercapai.
Akhirnya, satu pendekatan baru terhadap apa yang disebut ilmu ekonomi institusional baru – baru ini muncul di Amerika Serikat. Sebegitu jauh pendekatan ini belum menghasilkan kepustakaan yang luasn tetapi beberapa sumbangannya yang penting telah di terbitkan. Bentuk baru institunasionalisme ini tidak bertolak dari kekecewaan terhadap doktrin – doktrin ekonomi klasik atau neoklasik, tetapi dari upaya untuk menentukan tempat dan fungsi kegiatan ekonomi di dalam kerangka masyarakat secara keseluruhan dan untuk menegaskan faktor penentu sosial yang lebih luas dari tindakan – tindakan ekonomi. Kerangka teoritis umum dari pendekatan ini di letakkan oleh dan terdapat dalam karya Talcott Parsons dan Neil T. Smelser.
Pada akhir Perang Dunia I, sintesa antara cabang ilmu ekonomi Amerika dan Inggris yang didasarkan pada analisis marjinal telah tercapai, tetapi hal itu tidak lama sebelum lahirnya sustu pendekatan baru yang sekilas tampak memporak – porandakan bangunan teori ekonomi yang dibangun susah payah. Pendekatan baru ini sering disebut sebagai ilmu ekonomi Keynesian, mengetengahkan seperangkat ide yang sama sekali baru dan mengangkat teori – teori yang dianggap usang dan menyimpang ke tempat baru yang terhormat. Sebenarnya sumbangan penting yang diberikan oleh Keynes sejalan dengan arah tradisional, tetapi dampak pendekatan baru itu pada teori ekonomi dengan segera mencuat, karena perhatian Keynes yang ditumpahkan pada hubungan – hubungan makro-ekonomi.
Karena pendekatan teoritis alternatif, ekonomi-makro dan ekonomi-mikro, sejajar dengan titik pandang yang berlawanan pada kebanyakan masalah praktis penting saat ini, yaitu kadar kebebasan atau perencanaan yang diinginkan di dunia ekonomi harus dengan jelas di pahami. Ekonomi- mikro digunakan karena kesatuan ekonomi yang paling kecil itu, yaitu perusahaan atau rumah tangga dipilih sebagai titik tolak. Dalam rangka mendapatkan gambaran penuh mengenai struktur ekonomi dan proses suatu masyarakat, berbagai metode harus dipergunakan untuk menganggap perilaku kesatuan – kesatuan ekonomi tersebut sebagai satu perilaku agrerat.
Sementara itu, pendekatan ekonomi-makro, berangkat dari kutub yang lain. Bukannya berangkat dari tindakan satuan pengambilan keputusan yang terkecil, pendekatan ini justru mulai dengan pengamatan terhadap variabel – variabel agrerat besar yang relevan dengan analisa ekonomi, seperti pendapatan nasional, tabungan nasional, konsumsi total, dan investasi total. Dalam asumsinya yang pertama, pendekatan ini mengenyampingkan aspek distribusi dari variable – variable tersebut dan akibat dari berbagai langkah kebijakan terhadap variabel – variabel itu. Pendekatan ekonomi-makro dapat lebih langsung dikaitkan dengan praktek pengaturan pemerintah daripada pendekatan ekonomi-mikro, karena penekanan pendekatan yang terakhir ini adalah pada mengubah – ubah secara bebas variabel – variabel utama itu, suatu peralatan yang cukup jelas.
Sejak akhir perang dunia II, pertentangan terhadap ilmu ekonomi Keynesian telah diselesaikan dengan adanya pengakuan bahwa kedua pendekatan itu walaupun berbeda tetapi mempunyai kehandalan yang setara dan keduanya merupakan pendekatan yang sama dalam teori ekomomi, tetapi mengenai pertengkaran kadar dan jenis tindakan pengaturanyang seharusnya dan yang dapat dilakukan oleh pemerintah masih belum juga terpecahkan.
Menurut Abdullah, ilmu ekonomi memiliki keterbatasan, walaupun kita ketahui dalam ilmu ini telah digunakan pendekatan kuantitatif-matematis, tetapi pendekatan tersebut tidak dapat menghilangkan keterbatasan yang melekat pada ilmu ekonomi sebagai salah satu cabang ilmu social. Keterbatasan tersebut mencakup hal – hal berikut.
1.    Objek penyelidikan ekonomi tidak dapat dialokasikan.
2.    Dalam ilmu ekonomi, manusia selain berkedudukan sebagai subjek yang menyelidiki, juga berkedudukan sebagai objek yang diselidiki.
3.    Tidak ada labolatorium untuk mengadakan percobaan ekonomi.
4.    Ekonomi hanya merupakan salah satu bagian dari seluruh program aktivitas di suatu Negara.
Menurut Britton, sejak tahun 1970 an kebijakan makro ekonomi dalam praktik pencatatannya lebih banyak mengalami kegagalan dibandingkan keberhasilan. Khususnya di Inggris, penekanan yang utama adalah kebijakan harga dan penghasilan. Pendekatan lain yang berlanjut hingga tahun 1990 an melibatkan tindakan – tindakan ketenagakerjaan khusus yang dirancang untuk membantu pengaturan secara langsung dengan cara memberikan pelatihan atau mencarikan lowongan pekerjaan yang sesuai untuk mereka.
Perkembangan mikro-ekonomi sebagai suatu bidang tersendiri, merupakan bagian dari pendekatan marginal atau neoklasik yang mulai mendominasi teori ekonomi setelah tahun 1970 an. Berbeda dengan ekonomi klasik, yang menyoroti pertumbuhan ekonomi Negara akibat pertumbuhan sumber daya produktif mereka, serta menjelaskan harga relatif barang berdasarkan kondisi objektif dari biaya produksinya. Teori klasik mengarahkan perhatiannya pada alokasi sumber daya yang tersedia secara efektif dan pada determinasi subjektif terhadap harga – harga individual yang berdasarkan pada kegunaan marginal.
3.    Hubungan Ilmu Ekonomi dengan Ilmu Sosial
Hubungan antara ilmu ekonomi sebagai suatu cabang penelitian ilmiah dengan berbagai kegiatan ekonomi tersebut berbeda dengan hubungan antara ilmu alam dengan berbagai bidang teknologi, dalam hal bahwa kemajuan pengetahuan ahli ekonomi tidak diterapkan dalam kehidupan praktis dalam cara yang sama. Usaha mereka untuk membuat dan mengesahkan generalisasi tentang perilaku ekonomi tidak menghasilkan produk – produk ataupun industry – industry baru, tetapi dapat dipergunakan untuk meramal apa yang bakal terjadi apabila kebijaksanaan ekonomi tertentu diambil. Jadi, suatu keputusan yang tak terbilang jumlahnya yang harus dibuat oleh badan – badan pemerintah, badan hukum perusahaan, serikat buruh, dan berbagai kelompok profesi lain dan akhirnya, oleh industri – industri, mungkin di pengaruhi oleh pengetahuan mereka akan karya – karya para ahli ekonomi tersebut.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar